Pages

Sunday, October 3, 2010

ngopi lagi buat doi

Is there a basic human need to organize?

Ada kemampuan dasar dalam otak manusia untuk mengatur segala hal. Pepatah
mengatakan “tempat adalah tempat menaruh semuanya dan semuanya ada di tempatnya” ,hal
itu dapat berjalan bila segala sesuatunya ada di tempatnya. Jadi, ada sesuatu yang perlu
di organisir sebelum memulai suatu pekerjaan. Dasar – dasar untuk mengorganisir segala
sesuatunya itu pada dasarnya ada di setiap pikiran manusia, dalam proses pembelajarannya
dan seiring berjalannya waktu, manusia semakin terampil dalam hal kemampuan untuk
mengatur sesuatu. Jadi, proses pembelajaran manusia didasari oleh ilmu untuk menganalisa
dan mengorganisir data,informasi dan pengetahuan.

Why do we need to organize?

Kita perlu mengorganisir agar segala sesuatu yang kita atur dapat mudah kita temukan
kembali. Contohnya seseorang menaruh buku di lemari belajarnya agar dapat menemukannya
dengan mudah. Proses belajar harus diatur sehingga hubungan antara ide – ide dapat digunakan
untuk membantu belajar dalam mengingat materi yang sedang dipelajari.

What is organization of recorded information?

Recorded Information atau informasi yang terekam merupakan suatu informasi,

kegiatan, atau pelaksanaan suatu kegiatan yang lengkap dan sah. Oleh karena itu dibutuhkan

pengelolaan informasi yang teratur untuk pengambilan keputusan oleh suatu Organisasi

Informasi. Istilah-istilah untuk menyebut materi informasi bukan hanya buku, item, dan lain-lain

tetapi juga disebut kesatuan informasi. Di dalam bukunya, Arlene G. Taylor 1999

Organization of Information “, Hagler telah mengidentifikasi enam fungsi kontrol bibliografi. Isi

buku tersebut menjelaskan tentang pekerjaan para pustakawan. Isi buku tersebut juga

menjelaskan kegiatan-kegiatan yang ada di semua organisasi informasi.

“ The

1

a. Mengidentifikasi adanya semua jenis informasi - entitas bantalan karena dibuat

tersedia

Keberadaan suatu informasi merupakan hal yang penting dalam meleburnya informasi

tersebut di dalam masyarakat. Beberapa wadah informasi layaknya buku, blog internet,

ensiklopedia memang bisa didirikan, namun bila keberadaan informasi-informasi tersebut

tidak diketahui oleh masyarakat umum maka informasi tersebut menjadi tidak berguna.

Oleh karena itu mesti diadakan kegiatan untuk mempublikasi informasi tersebut.

b. Mengidentifikasi bagian konten dari entitas atau satuan informasi

Kumpulan dari cerita-cerita atau karya seni bisa dianggap sebagai bantalan entitas

secara menyeluruh. Masing masing individu atau karya artistic dapat dianggap sebuah

informasi.

c. Meringkas wujud-wujud Informasi secara sistematis menjadi koleksi di perpustakaan,

arsip, museum, dan depo informasi lainnya.

Penciptaan suatu informasi umumnya sangat bermacam-macam, contohnya koleksi

pribadi tercipta karena ketertarikan dengan suatu informasi. Koleksi buku suatu sekolah

dibutuhkan untuk mendukung kinerja pembelajaran. Oleh Karena itu dibutuhkan kinerja

yang sistematis dalam meringkas informasi tersebut agar penggunaannya bisa dibuat

semaksimal mungkin.

d. Memproduksi daftar apabila wujud informasi disusun sesuai dengan peraturan standar

kutipan.

Daftar yang diciptakan dalam aktifitas ini meliputi perpustakaan, catalog, indeks

bibliografi dan lain-lain yang sangat penting untuk melakukan temu kembali sebuah

paket informasi.

e. Menyediakan daftar nama, judul, subjek, dan unsure lainnya untuk memudahkan

akses terhadap entitas informasi tersebut.

Ini merupakan kegiatan inti dari proses temu kembali suatu informasi. Password atau

kata kunci merupakan suatu akses yang disediakan dimana para pencari informasi

dengan mudah bisa menemukan informasi yang ingin dicarinya. Tapi pencarian dengan

password tersebut menjadi kurang efektif bila koleksinya terlalu banyak. Pencarian

2

melalui nama, judul dan dan kosakata yang diatur dibawah wewenang manusia lebih

efektif.

0 comments:

Post a Comment