Pages

Sunday, November 28, 2010

buat UAS MPKT Komik UI 2010

KAKAK!!!!
Salman Ribathul Khoili, 1006697191
Suatu siang di sebuah stasiun kereta api lebih tepatnya kereta listrik, seorang mahasiswa bernama “yang penting ganteng hatinya” terlihat sedang berjalan menuju kampus dengan semangat 45 semangat para pahlawan Indonesia yang berhasil memerdekakan Indonesia pada saat itu.

Ditengah semangatnya yang membara tiba-tiba datanglah seorang bocah penjual Koran berperawakan kurus dengan mata sayu dan hidung meler ingus kemana-mana. (-_-“

Singkat kata si bocah tadi menawarkan Koran kepada si ganteng. Dengan segala ekspresi melas yang dimiliki si bocah tukang Koran berusaha mempengaruhi dan menghipnotis si ganteng. Selain ekspresi yang semakin menggila si bocah pun mengucapkan mantera-mantera ajaib yang sering ia gunakan untuk menjebak mangsanya. (hualahhh lebay!!!)

“kak, beli korannya dong kak….!!!!! Saya udah seminggu gak makan kak…..”

Namun, mantera-mantera itu tidak mengusik si ganteng yang ternyata sedang mendengarkan musik. ‘waahhh… berengsek!!!’ si bocah berkata dalam benaknya. Lalu ia pun menarik-narik baju si ganteng meminta perhatiannya.

Si ganteng pun terpaksa menoleh. “ada apa si dek!!!!” sambil mencopot ear phone yang ia pakai.

“beli korannya dong kaakk!!!! temen saya aja pada dapet banyak kak…!!!” si bocah merengek..

Si ganteng pun berlalu begitu saja meninggalkan si bocah penjual Koran dalam kesendirian dan kesepian yang mendalam dan tak bias digambarkan walaupun oleh dosen pengajar MPKS komik sekali pun. Hehehehe

Namun, ditengah keputus asaannya yang mendalam si bocah berteriak-teriak memanggil si ganteng dengan penuh semangat.

“kak…!!!!, kakak…..!!!!, kak….!!!”

Si gateng tidak mempedulikannya dan melanjutkan jalan dengan senyum sinis tergambar di bibirnya. Dan tiba-tiba……

JEDEHUAR!!!!!

Ternyata portal pembatas rel dengan jalan turun dan membentur kepala si ganteng. Ia pun ditertawakan seluruh makhluk yang ada di sekitar stasiun. Namun ditengah tertawaan yang memekakkan telinga itu terdengar suara si bocah tukang Koran.

“kakak sih dipanggil gak nengok. saya kan Cuma mau bilang portalnya udah turun…..”

Sunday, November 7, 2010

empekate jilid 2.0

Nama : Salman Ribathul Khoili
NPM : 1006697191
Sumber : Buku ajar II: Pengertian, tujuan dan fungsi hokum
Pengarang : DR. Drs. H. Zakky Mubarak, MA dkk.

AMUK MASA: KESESATAN BERPIKIR DALAM HUKUM

Jika kita berbicara tentang pengertian hukum, sulit rasanya untuk mendefinisikannya secara singkat. Karena seperti yang dikatakan Apeldorn bahwa hukum itu banyak seginya dan demikian luasnya sehingga sulit untuk mengungkapkanya dalam satu rumusan yang memuaskan. Jadi, pada intinya, pengertian hokum itu tergantung dari segi mana mengartikannya. Baik itu hokum sebagai ilmupengetahuan, sebagai disiplin, sebagai petugas, dan lain sebagainya.

Pada awalnya, tujuan hukum dianggap semata-mata hanya untuk mewujudkan keadilan saja. Teori yang dikemukakan oleh filsuf yunani aristoteles dalam karyanya Ethica Nicomachea dan Rhetorik,. Yang menyatakan bahwa hokum mempunyai tugas yang suci yaitu member kepada setiap orang apa yang harus diterimanya.(Ridwan Syahrani, 1988: 23-27). Akan tetapi pada prakteknya, hokum bagi manusia bukan hanya untuk mewujudkan keadilan saja melainkan juga untuk mengatur pribadi yang bersangkutan.

Menurut para ahli, secara garis besar tujuan hokum adalah untuk mencapai pergaulan hidup secara damai. Arti damai dalam konteks ini sendiri meliputi dua hal yakni keamanan/ ketertiban yang tertuju pada hubungan lahiriah antar pribadi dalam masyarakat dan ketentraman/ kedamaian yang lebih tertuju kepadakeadaan batin masing-masing pribadi.

Disamping tujuan hukum, ada juga fungsi hokum yang terus berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat dimana hokum itu berada. Secara aris besar, fungsi hokum adalah sebagai sarana pengendalian sosial yakni menjalankan tugas untuk mempertahankan ketertiban atau pola kehidupan yang ada. Jadi hokum menjaga agar setiap orang menjalankan peranannya masing-masing. Selain itu, hokum juga berfungsi sebagai sarana untuk melakukan perubahan-perubahan atau rekayasa sosial didalam masyarakat.

Dalam menjalankan suatu hokum, tentu akan ada pihak yang menentang dan juga yang mendukung tergantung pihak yang bersangkutan jika dirugikan akan menentang dan sebaliknya. Dalam proses penentangan hokum sendiri banyak sekali banyak sekali cara yang digunakan pihak terkait. Baik itu penentangan secara halus dan tersirat seperti lewat tulisan, lagu, dan lain sebabagainya, ataupun yang langsung seperti demonstrasi dan aksi turun kejalan dan tak jarang bila aksi ini berakhir dengan rusuh yang melibatkan amuk masa karena merasa tidak dihargai. Amuk masa sendiri sebenarnya merupakan kesesatan berfikir suatu kelompok akan penyelesaian suatu masalah hokum. Karena pada prakteknya, amuk masa ini belum tentu dapat membuat persoalan akan selesai malah bisa saja berkembang dan menambah masalah lain tanpa menyelesikan masalah terdahulu.

Friday, November 5, 2010

PAHLAWAN MUDA DI ABAD HIBRIDA

Menjadi seorang pahlawan tidaklah mudah. Butuh pengorbanan yang sangat dan juga pengakuan agar bisa menyandang gelar kehormatan tersebut. Pahlawan sesuai dengan Undang-undang pemerintah kurang lebih jika diambil intinya adalah seseorang yang telah meninngal dunia dan semasa hidupnya telah berbuat banyak bagi bangsa dan Negara. Ataupu waraga Negara Indonesia yang masih hidup dan kepahlawanannya tidak cacad akibat ulahnya. Jadi pahlawan adalah seorang yang berbuat untuk bangsa dan Negara dan bias menunjukan sebuah konsistensi tinggi dalam menjaga citra kepahlawananannya.

Namun, apa sesungguhnya yang dikatakan pahlawan itu sebenarnya?

Sebagai pemuda, kita tidak usah iri kepada pahlawan-pahlawan kita yang telah gugur dimasa lampau dan telaj menyumbangkan darahnya untuk republik ini. Kita mungkin berfikir alangkah mudahnya jadi pahlawan di zaman dulu. Karena penyaluran untuk jadi pahlawan pun banyak. Mulai dari perang berkorban untuk bangsa dan lainnya. Namun, apakah jika anda di lahirkan dimasa itu anda akan mempunyai semangat dan bias mendapat gelar pahlawan tersebut?

Tentu belum tentu mungkin anda bias saja menjadi rakyat kebanyakan yang menunggu malaikat mengangkat masyarakat dari keterpurukan. Ingat tuhan tidak akan mengubah suatu kaum jika kaum atau kelompok itu tidak mempunyai keinginan dan tekad untuk berubah.

Tekad itulah yang harus kita warisi dari para pendahulu kita. Sebagai pemuda tak usahlah kita muluk-muluk ingin memberantas kemiskinan yang ada di Indonesia. Cukup mulai dari hal-hal kecil dan yang ada disekitar kita karena pahlawan sejati itu adalah pahlawan yang bias bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya. Sebagai pemuda yang lahir di negeri yang elok dan amat subur jambrud katulistiwa ini, kita tak usah memikirkan bagaimana membuat sumberdaya alam di Indonesia yang kaya ini bias dimanfaatkan dengan baik dan efisien. Sebagai pemuda kita bisa memulai dari pikiran dan mind set kita. Kita siciptakan di dunia ini adalah sebagai pemimpin minimal sebagai pempin dari diri kita sendiri jadi kita tak usah ikut-ikutan seperti bangsa Indonesia lainnya yang ingin jadi pekerja bukan pemimpin. Coba tengok calon PNS dari tahun ketahun mengalami peningkatan. Itu menandakan bahwa bangsa Indonesia itu adalah bangsa pekerja yang maunya hanya digaji tiap bulan dengan gaji yang nilainya sama dan secara terus menerus. Orang Indonesia yang se[perti ini terlalu hati-hati dan kehati-hatiannya ini bisa membuatnya menjadi hancur karena tertanam dalam dirinya. Bahwa dia adalah pekerja. Tidak usah rakus rezeki kita memang segini. Bagaimana Indonesia bisa maju jika dari mind setnya saja sudah salah. Jadi hal terpenting yang harus kita rubah adalah hal yang paling mendasar yaitu pikiran karena pikiran merubah segalanya dan segalanya ditentukan oleh pikiran kita. Mulailah jadi pemimpin minimal jadi pemimpin diri kita sendiri.